Translate

Minggu, 07 April 2013

Makalah Langkah-langkah Penyusunan Perencanaan Pendidikan



Langkah-Langkah Penyusunan Perencanaan Pendidikan







Oleh
Ahmad Saefudin         : 332122280296
Hari Kustiawan           : 332122280470
Herman Sucipto          : 332121270507
Husni Mubarok           : 332121270598
Oman                           : 332121270046
Suparno                       : 332121270043
Sus Mujianto               : 332122280297


Disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah perencanaan pendidikan di STIMA IMMI
Dosen : Dr. Agun Jaya Nusantara, Drs. M.Pd


PROGRAM PASCA SAJANA (S-2)
MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN “IMMI”
KAMPUS TERPADU CIKARANG
STT – STIE PELITA BANGSA




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
        Perencanaan adalah sesuatu proses yang penting sebelum melakukan yang lain.  Peencanaan dianggap penting karena akan menjadi penenetu dan sekaligus memberi arah terhadap tujuan yang ingin dicapai.  Dalam dunia pendidikan, perencanaan merupakan hal yang penting untuk dilaksanakan.  Sejarah mencatat kurang lebih 2500 tahun yang lalu  perencanaan pendidikan itu sudah ada, dimana bangsa sparta telah merencanakan pendidikan untuk merealisasikan tujuan militer, sosial dan ekonomi mereka. Plato dalam bukunya “republik” menulis tentang : rencana pendidikan yang dapat menjamin tersedianya tenaga kepemimpinan dan politik yang dibutuhkan oleh athena. Cina dalam masa pemerintahan dinasti han dan peru pada masa kejayaan, inca merencanakan pendidikan mereka untuk menjamin kelangsungan hidup negara masing-masing. Timbulnya aliran libralisme di eropa pada akhir abad 18 dan 19 misalnya menghasilkan berbagai usul yang dinamakan “rencana pendidikan”, dan “reformasi  mengajar” sebagai sarana untuk mengadakan reformasi sosial. Salah satu rencana yang terkenal pada saat itu adalah rencana yang dibuat oleh diderot yang berjudul “plan d’une universite pour le gouverment de russie” yang disiapkannya atas permintaan ratu catherina II.
Berbagai negara telah mengalami kemajuan yang cukup pesat dengan adanya perencanaan pendidikan yang baik.  Di Indonesia, sejak zaman kemerdekaan sampai saat ini sudah cukup banyak perkembangan yang telah dicapai terutama dalam dunia pendidikan.  Untuk memperlancar jalannya sebuah lembaga pendidikan diperlukan perencanaan yang akan mengarahkan lembaga tersebut menuju tujuan yang tepat dan benar.  Artinya perencanaan memberi arah bagi tercapainya tujuan sebuah system, karena pada dasarnya system akan berjalan dengan baik jika ada perencanaan yang matang.  Perencanaan dianggap matang jika dilakukan dengan langkah-langkah yang baik dan benar.
B.     Perumusan Masalah
Adapun masalah-masaah yang dapat dirumuskan dari latar belakang tersebut adalah sebagai berikut :
1.      Apakah yang dimaksud dengan perencanaan pendidikan?
2.      Langkah-langkah apa saja yang diperlukan untuk menyusun perencanaan pendidikan.


C.      Tujuan Perumusan Masalah
Adapun tujuan perumusan masalah tersebut adalah :
1.       Untuk mengetahui arti dari perencanan pendidikan.
2.      Untuk mengetahui langkah-langkah yang diperlukan untuk menyusun rencana pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.     Pengertian Perencanaan Pendidikan
Untuk mengetahui pengertian perencanaan pendidikan harus diketahui terlebih dahulu definisi perencanaan dan pendidikan. Ada beberapa definisi yang diungkapkan para ahli mengenai mengenai kata perencanaan antara lain sebagai berikut :
1. Menurut Cunningham, kata perencanaan diartikan sebagai proses menyeleksi dan menghubungkan pengetahuan, fakta-fakta, imajinasi-imajinasi, dan asumsi-asumsi untuk untuk masa yang akan datang, untuk tujuan menvisualisasi dan memformulasi hasil yang diinginkan, urutan kegiatan yang diperlukan, dan perilaku dalam batas-batas yang dapat diterima, yang akan digunakan dalam penyelesaian.
2. Menurut C. Arnold Anderson dan Mary Yean Bowman kata perencanaan didefinisikan dengan ungkapan yang cukup sederhana namun jelas. Mereka mengatakan, Planning is a process of preparing a set of decisions for action in the future. (Perencanaan adalah proses menyiapkan seperangkat keputusan untuk tindakan dikemudian hari).
3. Menurut Kaufman (1972) perencanaan diartikan sebagai suatu proses untuk menetapkan “ke mana harus pergi” dan mengidentifikasikan prasyarat untuk sampai ke “tempat” itu dengan   cara yang paling    efektif   dan    efisien.
Sementara itu kata pendidikan  memiliki banyak definisi yang masing-masing definisi sangat dipengaruhi oleh persepsi dan sudut pandang tokoh atau yang mendefinisikannya, antara lain :
1.  John Dewey : Pendidikan adalah proses pembentukkan kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional ke arah alam dan sesama manusia.
2.  Langeveld : Pendidikan adalah usaha yang sadar untuk mempengaruhi anak dalam usaha membimbingnya supaya menjadi dewasa.
3.  Hoogveld : Pendidikan adalah proses membantu anak supaya ia cukup cakap menyelenggarakan tugas hidupnya atas tanggung jawabnya sendiri.
4.   Rousseau : Pendidikan adalah usaha memberi pembekalan yang tidak ada pada masa anak, akan tetapi dibutuhkan pada waktu dewasa.
5.   Ki Hajar Dewantara : Pendidikan adalah usaha menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak agar ia sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.
Sejumlah ahli pendidikan dunia telah banyak mendefinisikan tentang perencanaan dan pendidikan. Namun definisi  yang dianggap paling jelas dan sempurna tentang definisi perencanaan pendidikan adalah definisi yang dikemukakan Philip H. Coombs, yaitu penggunaan analisa yang bersifat rasional dan sistematik terhadap proses pengembangan pendidikan, yang bertujuan untuk menjadikan pendidikan lebih efektif dan efisien dalam menanggapi kebutuhan dan tujuan murid serta masyarakat.
Sebagai perbandingan menurut C.E. Beeby, seorang tokoh perencanaan pendidikan yang lain, mendefinisikan perencanaan pendidikan sebagai kegiatan melihat kedepan, dalam menentukan kebijaksanaan, prioritas, biaya dan sistem pendidikan, yang diarahkan kepada kenyataan ekonomis dan politis, untuk pengembangan sistem pendidikan itu sendiri dan untuk memenuhi kebutuhan negara dan murid.
B.      Langkah-Langkah Perencanaan Pendidikan
            Secara garis besar, langkah-langkah perencanaan pendidikan dapat dibedakan menjadi dua golongan, yakni perencanaan strategi dan perencanaan operasional pendidikan. Perencanaan strategi menyangkut penetapan kebijaksanaan yang diambil dalam soal pendidikan, pendekatan yang dipakai, serta tujuan dan sasaran yang ingin dicapai. Sedangkan perencanaan oprasional berkaitan dengan penetapan alternatif upaya yang dipakai untuk merealisasikan perencanaan stertegi dan tujuan perencanaan tersebut dalam bentuk metode, prosedur dan koordinasi.. Perencanaan strategi disebut oleh Cunningham sebagai “ Doing the right things”, sedangkan perencanaan oprasional disebut sebagai “doing things right”. Jadi dalam perencanaan strategi yang direncanakan adalah bagaimana melakukan sesuatu yang benar, sementara dalam perencanaan oprasional yang direncanakan adalah bagaimana mengerjakan sesuatu itu secara benar.
 Langkah-langkah perencanaan pendidikan secara rinci mempunyai banyak versi sesuai dengan pendapat tokoh-tokoh yang mengemukakannya. Salah satu diantaranya dikemukakan oleh Edgar L. Morphet dalam bukunya PLANNING AND PROVIDING FOR EXCELLENCE IN EDUCATION, yang mengatakan bahwa prosedur yang harus diperhatikan dalam perencanaan pendidikan adalah : 1) Mengumpulkan informasi dan analisis data; 2) Mengidentifikasi kebutuhan; 3) Mengidentifikasi tujuan dan prioritas; 4) Membentuk alternatif penyelesaian; 5) Mengimplementasi, menilai dan memodifikasi.
Sedangkan menurut Depdikbud (1982), langkah-langkah yang ditempuh dalam proses penyususnan perencanaan pendidikan yaitu:
  1. Pengumpulan dan pengolahan data, perkembangan pendidikan pada masa sekarang sangat perlu diketahui dan dipahami secara jelas oleh perencana pendidikan karena gambaran keadaan itu akan dijadikan dasar untuk penyusunan perencanaan pendidikan. Langkah pertama mengidentifikasi jenis data yang diperlukan.
  2. Jenis data yang dikumpulkan  berkenaan dengan sistem pendidikan, baik data kuantitatif, data sarana dan prasarana , keadaan penduduk, geografi dan lapangan kerja.
  3. Diagnosis, data yang sudah terkumpul harus dianalisis dan didiagnosis. Menganalisis data merupakan proses untuk menghasilkan suatu informasi. Mendiagnosis keadaan pendidikan dapat dilakukan melalui penelitian dengan jalan meninjau segala usaha dan hasil pendidikan, termasuk mengkaji rencana yang sudah disusun tetapi belum dilaksanakan. Dalam mendiagnosis keadaan pendidikan dipergunakan kriteria-kriteria seperti relevansi, efektifitas dan efesiensi.
  4. Perumusan kebijakan, merupakan suatu pembatasan gerak tentang apa-apa yang akan dijadikan keputusan oleh orang lain. Suatu kebijakan di bidang pendidikan dirumuskan secara melembaga oleh pemerintah dengan melibatkan instansi-instansi terkait. Biasanya kebijakan pendidikan sudah dituangkan dalam repelita. Para perencana pendidikan tetap memegang peranan penting terutama dalam memberikan nasehat teknis dalam perumusan kebijakan.
  5. Perkiraan kebutuhan masa depan, perencanaan pendidikan harus mampu memperkirakan kebutuhan masa depan, sehingga rencana yang lengkap dapat disusun.
  6. Perhitungan biaya, menghitung untuk semua kebutuhan yang sudah diidentifukasikan di masa datang. Perhitungan biaya dilakukan dengan menggunakan satuan biaya atau standardisasi harga yang berlaku untuk setiap kelompok kebutuhan dengan memperhatikan fluktuasi harga.
  7. Penetapan sasaran, para perencana pendidikan meneliti sasaran-sasaran pendidikan untuk masa yang akan datang. Dari sasaran itu ditetapkanlah dana untuk masing-masing tingkatan sekolah.
  8. Perumusan rencana, perencanaan yang disusun pada dasarnya ditujukan untuk, mnyajikan serangkaian rancangan keputusan untuk disetujui dan menyediakan pola secara matang.
  9. Perincian rencana, rencana yang telah dirumuskan dilakukan dengan cara, yaitu penyusunan program dan identifikasi serta perumusan proyek. Penusunan program adalah membagi-bagikan rencana kedalam kelompok kegiatan. Setiap kegiatan dalam kelompok ini harus saling menunjang, dan meuju tujuan yang sama.
  10. Implementasi rencana, fase ini sudah sampai pada pelaksanaan rencana yang disusun. Implementasi ini mulai dilakukan apabila masing-amasing proyek yang diusulkan sudah disahkan. Oleh karena itu kerangka organisasi untuk berbagai proyek dikembangkan berdasarkan biaya tahunan. Disamping itu dikembangkan rencana operasionalnya sepefrti pendelegasian wewenang, penugasan tanggungjawab, pengadaan mekanisme umpan balik dan pengawasannya.
  11. Evaluasi rencana, dapat dikatakan sebagai kegiatan akhir dari proses perencanaan sebelum revisi dilakukan. Penilaian berkaitan dengan kemajuan/perkembangan dan penemuan penyimpangan-penyimpangan dalam pelaksanaan suatu rencana. Penilaian yang dilakukan juga bermanfaat untuk melihat rangkaian kegiatan dalam proses perencanaan.
  12. Revisi rencana, dilakukan berdasarkan hasil evaluasi rencana. Revisi bertujuan untuk memperbaiki, melengkapi atau menyempurnakan rencana yang akan datang berdasarkan pengalaman masa lalu (rencana yang sudah dilaksanakan)      
BAB III
PENUTUP dan KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.      Perencanan pendidikan adalah penggunaan analisa yang bersifat rasional dan sistematik terhadap proses pengembangan pendidikan yang bertujuan untuk menjadikan pendidikan lebih efektif dan efisien dalam memenuhi kebutuhan dan tujuan murid serta masyarakat.
2.      Langkah-langkah dalam menyusun perencanaan pendidikan meliputi : 1) Mengumpulkan informasi dan analisis data; 2) Mengidentifikasi kebutuhan; 3) Mengidentifikasi tujuan dan prioritas; 4) Membentuk alternatif penyelesaian; 5) Mengimplementasi, menilai dan memodifikasi.






DAFTAR REFERENSI
http://dayatfarras.wordpress.com/2011/01/06/perencanaan-pendidikan/
http://forumsejawat.wordpress.com/2011/02/01/perencanaan-pendidikan-2/
http://riwayat.wordpress.com/2008/05/27/perencanaan-dalam-lembaga-pendidikan-islam/